Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Featured Posts

  • Duis non justo nec auge

    Sed dignissim mauris nec velit ultrices id euismod orci iaculis. Aliquam ut justo id massa consectetur pellentesque pharetra ullamcorper nisl...

  • cleantechbulb" /> Vicaris Vacanti Vestibulum

    Sed dignissim mauris nec velit ultrices id euismod orci iaculis. Aliquam ut justo id massa consectetur pellentesque pharetra ullamcorper nisl...

  • Duis non justo nec auge

Sabtu, 07 April 2012

Bahan Bu Raudah

Analisis resiko yang dilakukan adalah untuk mengidentifikasi kandungan phenol padaruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air lumpur dan selanjutnya memprakirakan resikonya terhadap lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo. Pengumpulan data dilakukan pada 10 titik sampling pada ruas Sungai Porong, 4 titik pada saluran irigasi dan 5 titik pada ruas Sungai Aloo, sesuai dengan prakiraan penyebaran air lumpur pada badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo. Selanjutnya dilakukan prakiraan konsentrasi phenol pada 19 titik sampling tersebut dengan konsentrasi berbahaya phenol terhadap biota air yang paling peka yaitu jenis Crustacea dan prakiraan daya racun dari kandungan phenol yang tertinggi terkait juga dengan nilai baku mutu
kualitas phenol pada air badan air sesuai dengan peruntukannya yaitu sungai kelas III dalam PP nomor 82 Tahun 2001.




»»  baca selengkapnya...

Bahan Kuliah Pak Halim

Sebuah perusahaan utilitas publik harus memperluas jasa daya listriknya ke sebuah pusat perbelanjaan kecil. Keputusan harus dibuat terhadap kedua pilihan ini : menggunakan tiang-tiang listrik atau menggunakan sistem bawah tanah. Pemasangan sistem tiang listrik hanya akan memerlukan biaya sebesar $158.000. Namun karena harus melakukan antisipasi terhadap berbagai kemungkinan perubahan dalam perkembangan dan penggunaan pusat perbelanjaan di masa datang, perusahaan mengestimasi bahwa biaya pemeliharaan tahunan akan sebesar $29.000. Sementara itu sistem bawah tanah memerlukan biaya pemasangan $315.000, namun biaya pemeliharaan tahunannya tidak akan lebih besar dari $5.500. Pajak properti tahunan adalah 1,5% dari investasi modal. Perusahaan beroperasi dengan 33% modal pinjaman pada tingkat bunga 8% per tahun. Modal harus dapat memberi hasil 11% per tahun setelah pajak. Untuk soal ini, pengembalian setelah pajak 11% harus diartikan sebagai nilai Ka. Periode analisis yang akan digunakan adalah 20 tahun. Pengaruh inflasi terhadap arus kas dapat diabaikan. Metode garis lurus digunakan untuk tujuan penyusutan buku dan pajak. Terakhir, tarif pajak penghasilan efektif 39,94%.



»»  baca selengkapnya...

Bahan Kuliah Seminar I

Tidak terasa sekarang sudah tanggal 08/04/2012 lebih kurang tinggal 1 bulan lagi waktu bagi kita untuk menyelesaikan proposal skripsi So. bagi kawan-kawan semua yang belum dapat judulnya harus bekerja di bawah tekanan he 2x..... 
"KEEP SPIRIT n Good Luck"

»»  baca selengkapnya...

Sabtu, 17 Maret 2012

Materi Manajement industri kimia II

RENCANA KERJA DAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
Dalam menyelesaikan Pekerjaan Penyiapan Peta Tematik Sebagai Dukungan Bagi Pengembangan Kawasan Kerjasama Ekonomi Sub-Regional BIMP-EAGA (Strengthening The Indonesia National Secretariat For BIMP-EAGA), Konsultan menyusun rencana kerja dan jadwal pelaksanaan pekerjaan. Rencana Kerja ini disesuaikan dengan metode pendekatan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan. Jumlah waktu yang diperlukan untuk masing-masing ruang lingkup kegiatan masing-masing tahap pekerjaan akan disesuaikan pula dengan besaran beban kerja yang dijabarkan dalam tahap pekerjaan.
4.1 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan Penyiapan Peta Tematik Sebagai Dukungan Bagi Pengembangan Kawasan Kerjasama Ekonomi Sub-Regional BIMP-EAGA (Strengthening The Indonesia National Secretariat For BIMP-EAGA), Penyusunan Program Prioritas KESR BIMP-EAGA, IMS-GT dan AIDA, ini dilaksanakan selama 6 (enam) bulan, mulai dari tahap persiapan dan penyusunan konsepsi mock up peta tematik, identifikasi faktor-faktor kriteria pembentuk muatan informasi Komoditas Unggulan dan Peluang Investasi pengembangan Kawasan KESR,Pengumpulan Data dan Informasi yang relevan, Kajian Komoditas Unggulan dan Peluang Investasi Pengembangan Kawasan KESR BIMP EAGA, pembahasan laporan dan penyempurnaan laporan.

»»  baca selengkapnya...

Selasa, 21 Februari 2012

Manajemen Industri

Dalam dunia bisnis sekarang ini sudah memasuki zaman globalisasi dalam perdagangan internasional, untuk tetap dapat bersaing dalam menghadapi zaman globalisasi yang sekarang ini seseorang harus dapat menguasai sebuah manajemen terutama manajemen industry bagi seorang wirausahawan.
Secara umum manajemen industri adalah tatacara mengatur sebuah industry yang bertumpu pada keunggulan sumberdaya insani dalam menghadapi lingkungan usaha. Seorang manajemen industry harus dapat menguasai manajemen kauangan, manajemen kualitas, manajeman inovasi, manajeman SDM, manajemen pemasaran, manajemen keputusan dan manajemen Ekonomi teknik. Saya akan berusaha membahas satu per satu tentang beberapa bentuk manajemen diatas.
Seorang manajemen keuangan harus dapat merencanakan anggaran, memeriksa, mengendalikan , mengelola, mencari dan menyimpan dana. Tujuan dengan adanya manajer keuangan untuk mengelola dana perusahaan pada suatu perusahaan secara umum adalah untuk memaksimalisasi nilai perusahaan. Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin.
Manajemen kualitas adalah strategi bagai mana cara menbuat sebuah produk yang berkualitas sehingga produk tersebut disukai oleh pasar. Untuk membuat produk yang berkualitas dan disukai pasar seorang manajer harus bisa menanamkan kesadaran pekerja agar dapat bekerja secara efektif, efisien dan inovatif.
Yang dimaksud dengan manajemen inovasi adalah bagaimana seorang pengusaha harus berfikir sekreatif mungkin untuk membuat produk baru dari produk yang lama yang akan dipasarkan memiliki keungulan dan desain yang menarik/ baru agar konsumen tidak bosan.
Suatu proses manajemen SDM terkait tiga proses. Pertama, mengembangkan dan memperkuat karyawan baru pada proses pertama kali masuk perusahaan (onboarding). Kedua, memelihara dan mengembangkan pegawai yang sudah ada di perusahaan. Ketiga, menarik sebanyak mungkn pegawai yang memiliki kompetensi, komitmen dan karakter bekerja pada perusahaan.



»»  baca selengkapnya...

Rabu, 15 Februari 2012

Manajemen Lingkungan Perusahaan

Praktek manajemen lingkungan perusahaan ditujukan agar menyatu dengan praktek manajemen bisnis
umum, seperti telah dinyatakan oleh ISO 14001.
Praktek manajemen lingkungan perusahaan sendiri perkembangannya banyak diinspirasikan oleh
evaluasi implementasi ISO 14001. Seperti saat ini banyak bermunculan unit-unit belajar di perguruan
tinggi seluruh dunia yang khusus mempelajari Corporate Environmental Management, seperti di MIT,
Harvard University, Lund University, dan berbagai kampus ternama lainnya.
Alasan manajemen lingkungan banyak dipelajari adalah karena perkembangan keilmuan manajemen
lingkungan yang dianggap banyak kalangan akademisi ternyata sangat penting dalam ikut menentukan
perkembangan bisnis dunia dimasa mendatang.
Aspek manajemen lingkungan yang berfokus fisik seperti definisi lingkungan secara tradisional,
ternyata berpengaruh pula secara non-fisik dalam hal moralitas dan aspek modal spiritual manusia
pelakunya. Pertanyaan yang terkait dengan ini adalah: Bukankah manajemen lingkungan berfokus pada
fisik dalam bentuk perlindungan lingkungan? Lalu apa hubungannya dengan aspek non-fisik?
Memang praktek manajemen lingkungan selama ini berfokus pada perlindungan lingkungan dan
memang berakar dari sasaran fisik lingkungan tersebut. Namun pada prakteknya, pada perusahaan yang
telah mengimplementasikan ISO 14001, bila melakukannya dengan baik, akan ditanggapi karyawan dengan
lebih banyak menyebutkan dampak intangible-nya yaitu peningkatan motivasi kerja (karena keamanan dan
keselamatan kerja diperhatikan perusahaan), peningkatan kepercayaan karyawan terhadap kebijakan yang
ditempuh manajemen, peningkatan citra perusahaan dikalangan karyawan, dst. (Hillary, 2000; Purwanto,
2002).


»»  baca selengkapnya...

The accident at Flixborough

The accident at Flixborough, England, occurred on a Saturday in June 1974. Although it was not reported to any great extent in the United States, it had a major impact on chemical engineering in the United Kingdom. As a result of the accident, safety achieved a much higher priority in that country. The Flixborough Works of Nypro Limited was designed to produce 70,000 tons per year of caprolactam, a basic raw material for the production of nylon. The process uses cyclohexane, which has properties similar to gasoline. Under the process conditions in use at Flixborough (155°C and 7.9 atm), the cyclohexane volatilizes immediately when depressurized to atmospheric conditions.

The process where the accident occurred consisted of six reactors in series. In these reactors cyclohexane was oxidized to cyclohexanone and then to cyclohexanol using injected air in the presence of a catalyst. The liquid reaction mass was gravity-fed through the series of reactors. Each reactor normally contained about 20 tons of cyclohexane. Several months before the accident occurred, reactor 5 in the series was found to be leaking. Inspection showed a vertical crack in its stainless steel structure. The decision was made to remove the reactor for repairs. An additional decision was made to continue operating by connecting reactor 4 directly to reactor 6 in the series. The loss of the reactor would reduce the yield but would enable continued production because unreacted cyclohexane is separated and recycled at a later stage.
The feed pipes connecting the reactors were 28 inches in diameter. Because only 20-inch pipe stock was available at the plant, the connections to reactor 4 and reactor 6 were made using flexible bellows-type piping, as shown in Figure 1-10. It is hypothesized that the bypass pipe section ruptured because of inadequate support and overflexing of the pipe section as a result of internal reactor pressures. Upon rupture of the bypass, an estimated 30 tons of cyclohexane volatilized and formed a large vapor cloud. The cloud was ignited by an unknown source an estimated 45 seconds after the release.
The resulting explosion leveled the entire plant facility, including the administrative offices. Twenty-eight people died, and 36 others were injured. Eighteen of these fatalities occurred in the main control room when the ceiling collapsed. Loss of life would have been substantially greater had the accident occurred on a weekday when the administrative offices were filled with employees. Damage extended to 1821 nearby houses and 167 shops and factories.
Fifty-three civilianswere reported injured. The resulting fire in the plant burned for over 10 days. This accident could have been prevented by following proper safety procedures. First, the bypass line was installed without a safety review or adequate supervision by experienced engineering personnel. The bypass was sketched on the floor of the machine shop using chalk!
Do you like an indonesian presentation ok let's go.......

»»  baca selengkapnya...